Stasiun Tuntang

Posted: Januari 27, 2010 in Berita
Tag:, ,

Stasiun Tuntang merupakan salah satu bangunan bersejarah peninggalan pada masa pemerintahan Belanda di Indonesia. Terletak di desa Tuntang tepatnya di dusun Daleman atau 40 kilometer dari kota Semarang. Bangunan Stasiun ini dulunya merupakan Stasiun penghubung dari Stasiun Ambarawa ke Stasiun Kedung Jati, dulunya difungsikan sebagai angkutan masyarakat dan barang. Setelah hampir 20 tahun tidak terawat, pada tahun 1996, tempat ini disewa sebagai gudang minuman dalam kemasan bermerk Java. Namun jangka waktunya tidak diketahui. Dan beberapa bangunan sempat hilang. Akhirnya pada tahun 2006 ketika Gubernur Jawa Tengah mengunjungi tempat ini, terbesitlah ide untuk menghidupkan kembali stasiun ini sebagai stasiun wisata dari stasiun Ambarawa. Rencana tersebut saat ini telah terpenuhi dengan dioperasikannya kereta lori mini dari stasiun Ambarawa ke stasiun Tuntang dengan tarif 10000 rupiah per orang.

Peningkatan agar Stasiun Tuntang menjadi ikon pariwisata di Jateng terus dikebut, baru – baru ini dicanangkan proyek lintasan kereta hingga ke Stasiun Kedung Jati. Untuk melancarkan hal tersebut saat ini tengah dilakukan kembali pemasangan bantalan rel kereta api, yang tidak tanggung – tanggung didatangkan dari kota Langkat, Sumatra Selatan yang diangkut dengan 25 truk kontainer. Siang malam para pekerja sibuk menurunkan dan menata bantalan rel kereta agar pekerjaan proyek ini segera terselesaikan. Rencananya jenis kereta api yang akan dioperasikan di Stasiun Tuntang ini adalah jenis kereta api ”CocoRico” atau kereta api uap mini. Yang nantinya dapat berjalan hingga sampai ke Stasiun Kedung Jati. Rencana lain yang saat ini sedang digagas adalah untuk mengembangkan Stasiun Tuntang bukan hanya sebagai Stasiun wisata namun juga sebagai Stasiun angkutan barang, hal ini mungkin dapat terlaksana sebab Stasiun Tuntang memiliki perlintasan rel yang menyambung dari Tuntang ke Kedung Jati dan Purwodadi yang merupakan lalu lintas utama kereta api tujuan Jakarta dan Surabaya. Apresiasi pemerintah didalam menjaga keutuhan benda cagar budaya dimana salah satunya adalah Stasiun Tuntang patut dipuji. Sebab pemerintah tidak hanya dapat mempertahankan benda cagar budaya tersebut namun juga memanfaatkannya untuk keperluan yang lebih luas dan meningkatkan perekonomian. Hal ini mungkin dapat ditiru oleh daerah lain yang juga memiliki benda cagar budaya namun belum difungsikan secara optimal. Disatu sisi benda tersebut harus dipertahankan sedangkan disisi lainnya benda cagar budaya tersebut juga harus bermanfaat bagi perekonomian suatu daerah. Semoga Pemkab Kota atau Kabupaten lain dapat meniru langkah yang saat ini dilakukan oleh Pemkab Semarang dengan PT. KAI ini. Semoga.

Rel Stasiun

Rel Stasiun

Rel Stasiun

Rel Stasiun

Stasiun Tuntang

Stasiun Tuntang

Komentar
  1. myrmecodia berkata:

    selamat buat temen-teman yang telah berhasil menerbitkan E-Time. maafkan saya tidak dapat banyak membantu…

  2. Lusnando berkata:

    Para pecinta “Ular Besi” yang terhormat, mari kita dukung lewat doa agar jalur kereta api Ambarawa – Tuntang – Kedungjati hidup kembali, salam semnboyan 35, Lusnando hp : 081325071813.

Tinggalkan komentar